29 Maret 2010
ular itu menikamku.
bisanya mematikan, bersembur seperti layaknya kusta.
aku menulis ribuan jalinan kata, semburat fenomena kehidupan di tengah teriknya gurun.
mengapa? karena air tidak ada di gurun. terjalnya debu, menyebabkan tulisanku hilang terbawa ribuan kelelawar malam.
gurun yang panas. kata-kataku terbakar..
seekor ular kobra menikam semua tulisanku... seperti pelacur licik.. ia menikam kemudian meliuk-liukan badannya.mengibas2kan ekornya, kemudian bersembunyi dibawah pohon kamboja yang berlubang busuk.
ular pelacur yang malang.
kata-kataku, tulisanku yang terbakar, bergulung, seperti katrina dilapisi selapis pasir kerikil...dengan bernafsu menerjang, menerkam setiap batu yang menghalangnya..sensasi terbakar yang dimiliki oleh mantra kemarahan..mencari ular pelacur itu...menjadikannya busuk dibalik pohon kamboja..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar